GURINDAM DUA BELAS RAJA ALI
Ini gurindam pasal yang pertama:Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang yang ma’rifat
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang teperdaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah Ia dunia mudarat.
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang yang ma’rifat
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang teperdaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah Ia dunia mudarat.
BENTUK DAN CIRI-CIRI
Gurindam termasuk salah satu bentuk karya sastera lama.
Ciri-ciri gurindam adalah seperti berikut.
Pertama, gurindam dibangun atas dua baris dalam setiap baitnya.
Kedua, setiap baris biasanya terdiri kepada 12 suku kata.
Ketiga, antara baris pertama dan baris kedua memiliki hubungan sebab akibat.
Keempat, persajakannya sama iaitu a-a, ertinya setiap akhir kata dibangun atas persamaan bunyi.
Jadi antara baris pertama dengan baris kedua memiliki persamaan bunyi. Kelima, ditinjau dari segi isinya, gurindam berisi nasihat. Nasihat itu umumnya berhubungan dengan kehidupan keagamaan atau kehidpan sosial.
Hal ini menunjukkan bahwa gurindam selain sebagai seni sastera, ianya juga ditakrifkan untuk menyampaikan ajaran moral dan norma agama. Ini dilakukan mengingat pada saat itu masyarkat Nusantara begitu akrab dengan sastera sebagai salah satu seni yang mendarah daging.
Salah satu sasterawan yang terkenal dengan karya sastera gurindamnya adalah Raja Ali Haji. Gurindam beliau yang paling terkenl adalah gurindam dua belas. Disebut demikian kerana memang isi gurindam ini dibangun atas dua belas baris.
HASIL CIPTAAN
Cinta laksana bintang kejora
Sinarnya pancaran kasih mesra
Cinta memberi tak pernah meminta
Tidak terbeli intan dan permata
Ada kalanya cinta itu buta
Bila pentingkan nafsu semata
Cintanya ibu sepanjang zaman
Cinta anak sepanjang penggalan
Cinta ayah tempat berteduh
Menjadi petunjuk menjadi penyuluh
Cinta kekasih cinta bersemi
Jika setia tetap abadi
Cinta harta cinta dunia
Jika berlebihan rusaklah ia
Carilah olehmu cinta yang suci
Tiada luka tiada benci
Carilah olehmu cinta yang indah
Menjadi pengobat segala gundah
Jangan tergoda cinta yang buta
Mulutnya manis penuh dusta
Jangan tertipu cinta yang palsu
Kalbu menjadi tuli dan bisu
Dalam bercinta jagalah kesucian
Jangan mengikuti langkah syaitan
Dalam bercinta hendaklah jujur
Supaya langkahmu selalu mujur
Sinarnya pancaran kasih mesra
Cinta memberi tak pernah meminta
Tidak terbeli intan dan permata
Ada kalanya cinta itu buta
Bila pentingkan nafsu semata
Cintanya ibu sepanjang zaman
Cinta anak sepanjang penggalan
Cinta ayah tempat berteduh
Menjadi petunjuk menjadi penyuluh
Cinta kekasih cinta bersemi
Jika setia tetap abadi
Cinta harta cinta dunia
Jika berlebihan rusaklah ia
Carilah olehmu cinta yang suci
Tiada luka tiada benci
Carilah olehmu cinta yang indah
Menjadi pengobat segala gundah
Jangan tergoda cinta yang buta
Mulutnya manis penuh dusta
Jangan tertipu cinta yang palsu
Kalbu menjadi tuli dan bisu
Dalam bercinta jagalah kesucian
Jangan mengikuti langkah syaitan
Dalam bercinta hendaklah jujur
Supaya langkahmu selalu mujur
0 comments:
Post a Comment